Senin, 11 Mei 2009

memory

Waktu demi waktu terus berputar. Tak terasa tahun meninggalkan banyak kenangan. Begitu berat tahun demi tahun kulalui terasa semua menjadi titik balik kembali. Muncul dibenak membentuk bayang-bayang, berusaha dan mencoba menciptakan dunia baru. Tak terasa tahun ke empat datang berganti dari tahun memory. Kenyataan memang pahit terasa tapi kehidupan ternyata tidak berhenti samapi sini. Roda kehidupan terus berputar.....
..................................................................................

Angin semilir manyapu wajah merasuk kedasar hati. Perasaan bergejolak mengiringi kegundahan. Entah kenapa perasaan itu datang karena sebenarnya kutakut menyambutnya. Masih terbayangketakutan lalu. Tak tahu apa yang harus dilakukan. Ya Tuhan engkau tahu apa sebenarnya yang terjadi disana dan kuhanya bisa pasrah diri menjalani apa yang ada didepan mata. Perasaan yang indah namun sekaligus menakutkan. Bagai mimpi seolah-olah masuk kedalam suasana indah itu membawa kedamaian jiwa...
Entahlah..seolah-olah jiwa ini dibawa kedalam alam khayalan. Sedangkan aku takut untuk membuka mata. kutakut semua akan berakhir dan tersadar bahwa itu semua hanyalah mimpi...hanyalah mimpi....mimpi....
...................................................................................

Hari berganti hari..bulan pun mulai berganti menjadi bulan kebahagiaan. Tak pernah kubayangkan perasaan ini muncul kembali mengiringi pertemuanku dengannya. Disuatu tempat yang tak pernah terduga dan pada suasana yang tak terduga pula. Tak dapat kulupakan..tak dapat kuungkapkan betapa selama satu minggu kita sering bertemu dan bersitatap. Tak terasa gejolak hati mulai terasa.. serasa meruntuhkan kegundahan selama ini yang terasa... Oh Tuhan apa sebenarnya yang tengah terjadi denganku kini... Sering kumerasa takut semakin jatuh kedalam perasaan itu. Tak mau terjerembab ketiga kalinya karena sesungguhnya lukaku belumlah kering.
ketika kubuka mata....
kulihat bintang-bintang bertebaran dilangit malam....
menampakkan sejuta pesona....
sungguh tak ingin kehilangan pemandangan itu ehmmm...
semilir angin sepoi-sepoi...
sungguh indah alam membentang luas ...
rumputan nan hijau membuai mata memandang...
kicauan burung menghiasi langit biru yang carah...
sungguh pesona alam penyejuk relung hati...

Senin, 04 Mei 2009

keelokannya

Senyuman manis yang selalu menghiasi bibir laksana bulan sabit menghiassi malam hari. Seperti pekatnya langit malam yang senantiasa disinari. Senyuman penuh iklas. Sungguh elok rupa itu dengan senyum yang mengembang. Wajahnya yang bersinar oleh kesucian hatinya. Kelembutan hatinya, kesabaran hatinya, sikap tubuhnya yang sopan dan penuh tata, ucapan yang terjaga dan menyejukkan jiwa.

Minggu, 03 Mei 2009

Menikah Bukanlah Kebahagiaan Sejatinya Adalah Perjuangan

Apa yang dipikirkan waktu akan menikah? Pasti jawabannya semua orang pengen bahagia. Janganlah tertipu dengan slogan menikah untuk bahagia, biasanya akan kebalik. Aku punya rumus berumah tangga mungkin bisa tuk bantu orang lain yang ingin melewati jenjang itu. Hal ini karena hidup berumah tangga itu tak mudah. Banyak hal yag akan dialami dan itu biasanya tak terduga. Coba bayangkan dua orang dengan isi kepala berbeda satu rumah apakah akan selalu jalan? apa ada juga dua orang yang sama persis isi kepalanya?..ga mungkin kan! Mana ada didunia ini orang yang sama. Wajah kembar aja belum tentu kepribadian sama. Berumah tangga klo tidak punya kesabaran gede, iklas, trimo (bisa menerima) dan ingat niat awal menikah, bisa terancam kawin cerai seperti yang kini marak dikalangan seleb.

Rumus itu manjur buat semua orang terutama yang mo nikah kilat alias tanpa pacaran, dan pacarannya setelah nikah. Satu, niatkan dihati menikah karena Alloh. Dua, pasrahkan dan yakinlah dan minta dibimbing Alloh diberikan yang terbaik. Ketiga, buat prinsip diawal bahwa aku menikah bukan tuk bahagia, tapi pernikahan adalah perjuangan. Yach kita ibaratkan sebuah pertempuran begitu.. Tapi pernikahan ini adalah pertempuran diri sendiri melawan egoisme,atau sesuatu dari diri sendiri yang maunya sendiri, atau melawan permasalahan/ cobaan hidup berumah tangga yang nantinya pasti ada. Menikah adalah perjuangan...Jika kita lulus/ menang pastilah kebahagiaan itu datang dengan sendirinya. Yakinlah itu... Prinsipnya batu aja bisa dekok (bahasa jawa)/ berlubang klo ditetesi air tiap hari. Yach meski itu cuma soal waktu.

Jika pernikahan ingin langgeng kita harus punya prinsip menjadi sesuatu yang bernilai/menjadi contoh yang baik bagi pasangannya. Kita akan lebih dihargai pasangan jika dalam menghadapi masalah yang datang bisa mengontrol diri (sabar, trimo, ingat bahwa ini menikah bukan lagi pacaran agar mendatangkan sikap pendewasaan diri, bahwa menikah bukanlah main2. Sebagai contoh pasangan kita meledak2, nah kita ngajak bicara pelan2 ajak berpikir jernih dengan sikap kita dari pengucapan, intonasi suara pelan dan sikap tubuh. Berikan penjelasan/pemahaman yang rasional. Yakinlah lama2 omongan kita akan didengar dan pasangan kita pun akan malu sendiri dan lama2 mengikuti cara/ sikap kita. Ingat kita harus punya nilai/bernilai didepan pasangan..maka kita pasti akan dihargai, dan itu sesuatu yang tak bisa dibeli.

Fase Kehidupanku

Betapa kini terasa berbeda hidup yang kujalani. Klo diibaratkan seperti sinetron yang berubah2 tak terduga. Dulu kukira hidup ini hari2 yang semua serba baik,teratur, dan menyenangkan. Ternyata hidup itu tak mudah. Yach itulah yang namanya fase kehidupan disetiap perjalanan hidup ada pembelajaran yang dipetik dan ilmu yang didapat. Maklum aku dibesarkan dari keluarga yang ada aturan dari keluarga baik2, dengan tatanan agama sebagai pondasi. Itulah didikan ortu terutama bapak. Jadi aku tumbuh sebagai gadis manis yang pemalu, dan banyak orang bilang aku lugu.
Dan memang dibenakku semua orang itu baik, ga punya firasat apa2, juga macam2 pada orang dan slalu berprasangka baik ma orang, tidak juga aku meminta yang lebih pada orang.

Aku telah mengalami banyak banget peristiwa yang mebuatku semakin dewasa dibandingkan aku dulu. Meski dulu aku pernah hampir putus asa tapi ternyata Allah masih sayang aku. Saat aku merasa hidup sendiri, terbebani banyak masalah, sakit jiwa ragaku dan seakan aku ga punya harapan hari esok. Pada prinsipnya aku jalani hari ini, entah hari esoknya. Sakit banget ternyata...orang yang kita percaya menyakiti kita. Cobaan yang bertubi2 tiada henti telah membuat aku tidak percaya dengan orang lain. Saat itu yang kuingat aku sudah pasrah pada Alloh..beban berat itu aku tak sanggup memikulnya. Airmata sudah berapa kali menetes, hatiku selalu menangis. Malam itu aku tengah malam bangun sekitar akhir tahun 2005. Itulah puncak dari kehidupanku dan awal baru hidupku. Karena ternyata malam itu aku mendapat hidayah Alloh, yang kurasakan malam itu aku memohon dengan penuh harap dan kucuran airmata. Habis itu aku meras baru...yach baru lahir, penuh ketenangan, ketentraman lahir batin, bisa merasakan bahagia, punya harapan baru, masa depan baru. Dan puncaknya Alloh memberikan aku dengan mempertemukan seseorang yang kini menjadi pendamping hidupku. Rasanya semuanya dipermudah...kini aku punya harapan baru dengan dia...